hiasan pohon pisang untuk maulid
menurutbeliau bahwa kegiatan ini adalah rutin diadakan dalam rangka kegiatan hari besar Islam sekaligus menjalin silaturahim semua warga perantauan yang ada di Kota jayapura. lanjut beliau peringatan Maulid Nabi bukan hanya berkumpul membawa ember yang berisikan makanan atau yang dapat dilihat di tengah-tengah ruang mesjid terdapat tiga pohon pisang berbuah telur yang di hias demikian rupa sangat cantik dan enak dipandang, tetapi kegiatan ini adalah bagaimana kita sebagai umat Rasulullah
MaulidNabi di Sumatra Barat Peringatan Maulid Nabi di Sumatra Barat dirayakan dengan cara setiap keluarga membuat pohon hias dengan uang kertas yang disebut Bungo Lado sebagai daunnya. Pohon hias ini kemudian disumbangkan ke panti asuhan. 3. Maulid Nabi di Jepara Di Jepara, Maulid Nabi dirayakan dengan membaca kitab al-Barzanji.
Dadanyaserasa pecah saat melihat belasan pohon pisang miliknya bergelimpangan di tepi ladang yang berbatasan langsung dengan bahu jalan kampung. Sebagian pohon pisang yang sudah berbuah itu ditebang paksa oleh aparat desa dan beberapa warga karena alasan demi kebersihan untuk menyongsong kedatangan Haji Halim dari Tanah Suci.
Pohonpisang hias ini tradisi yang banyak kesamaanya di Jawa, Sulawesi, dan Sumatra sehingga bisa saling melengkapi. Ekspresi ketika dalam menyambut maulidur rasul adalah dengan membuat ember hias. Ember ini dihias dan di dalamnya diisi makanan. Tradisi unik ini masuk Mimika dibawa oleh orang Sulawesi (Makassar, Bugis, Buton, dan sekitarnya).
Banyakversi dalam memaknai telur dan dhebog atau jodhang, telur yang terdiri dari Kulit, putih dan kuning telur ada yang memberi makna Kulit telur artinya iman, putih telur artinya Islam, dan kuning telur artinya Ikhsan. sedangkan makna pohon pisang adalah sejenis pohon yang tidak mau mati sekalipun dipotong berkali-kali. Pohon itu baru akan mati jika sudah memberikan manfaat bagi yang lain.
Verheirateter Mann Will Sich Mit Mir Treffen. Advertisements – Maulid Nabi menjadi salah satu perayaan umat muslim yang semarak di Indonesia. Perayaan yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal itu diwarnai dengan beragam kegiatan, yang mengingatkan umat muslim Indonesia kepada kemuliaan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Berikut akan dijelaskan 10 perayaan Maulid Nabi yang unik di pemaparan tim karena Indonesia memiliki beragam budaya, tentunya ada banyak tradisi Maulid Nabi di masing-masing daerah. Setiap wilayah dan kebudayaan di Indonesia memiliki cara unik untuk mengekspresikan kecintaan mereka terhadap Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Berikut adalah perayaan maulid yang unik di Indonesia. Tradisi Maulid di Indonesia ini menunjukkan keragaman budaya dan tradisi Indonesia. Sekaligus melukiskan betapa umat muslim di Indonesia mencintai Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Namun, kita tetap harus waspada menghindari kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kesyirikan ya. Baca juga Arti, Makna dan Hikmah Tradisi Maulid NabiPerayaan Maulid Nabi di Indonesia1. Tradisi Bungo Lado di Padang Pariaman Warga Padang Pariaman, Sumatera Barat, memperingati Maulid Nabi dengan memasang Bungo Lado, atau pohon hias yang memiliki daun dari uang. Mereka menempelkan uang kertas ke ranting pohon hias tersebut. Bungo Lado nantinya akan dikumpulkan dari berbagai desa. Tradisi Maulid di Padang Pariaman ini dilakukan secara bergantian di beberapa Kecamatan. Uang yang terkumpul pada Bungo Lado akan digunakan untuk menyumbang pembangunan masjid. Biasanya mencapai puluhan juta Bungo Lado berhubungan erat dengan profesi warga Sumatera Barat yang kebanyakan adalah petani. Bungo’ artinya bunga’, sedangkan Lado’ artinya cabai’. Mereka banyak bertani cabai, dimana pohonnya akan berbunga sebelum berbuah. Bunga-bunga di pohon cabai itu kemudian disimbolkan dengan uang sumbangan yang dikumpulkan pada pohon hias. Uang sumbangan menjadi cerminan rasa syukur terhadap nikmat yang Allah berikan kepada dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!2. Tradisi Ngalungsur Pusaka di GarutWarga Garut, Jawa Barat, biasa mengadakan upacara Ngalungsur untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Dalam upacara ini, mereka membersihkan dan mencuci pusaka peninggalan Sunan Rohmat Suci atau Sunan Godog, atau Prabu Kian Santang. Pusaka dibersihkan dan dicuci dengan air bunga, lalu digosok minyak wangi agar tidak merangkum, perayaan serupa berlangsung di beberapa masjid di Banten. Misalnya di Masjid Agung Banten dan tempat makam para wali lainnya. Pusaka yang ditinggalkan oleh para sunan menjadi simbol perjuangan mereka dalam menyebarkan agama Islam, yang harus terus dirawat dan dijaga. 3. Tradisi Kirab Ampyang di KudusDi daerah Loram Kulon, Jati, Kudus, terdapat Masjid Wali. Masjid ini didirikan oleh murid dan menantu Sunan Kudus, sekaligus ulama setempat kala itu, yaitu Sultan Hadirin atau Raden Kirab Ampyang untuk memperingati Maulid Nabi pertama kali digagas oleh Sultan hadirin dan istrinya, Ratu Kalinyamat. Di sini disediakan ampyang atau nasi dan kerupuk yang kemudian diarak keliling desa. Kini tradisi tersebut diikuti oleh banyak peserta yang menampilkan kesenian dan visualisasi tokoh-tokoh yang berjasa terhadap pendirian Masjid Wali. 4. Grebeg Maulud di YogyakartaTradisi Grebeg Maulud diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta, dan bertempat di Keben Keraton Yogyakarta. Ini merupakan puncak dari perayaan Sekaten untuk memperingati kelahiran Rasulullah. Perayaan diselenggarakan dengan menyajikan tujuh gunungan ditambah satu gunungan yang dikeluarkan 8 tahun sekali, yaitu Gunungan Bromo. Gunungan-gunungan yang berisi makanan dan hasil bumi itu akan dibawa ke Masjid Gede, Kepatihan dan Puro Pakualaman untuk dibagikan kepada warga. 5. Baayun Maulid di BanjarmasinWarga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengadakan tradisi unik Maulid Nabi dengan membuat ayunan. Ayunan yang mereka buat dihiasi dengan benda-benda yang menjadi simbol harapan tertentu. Misalnya ada ayunan yang dihiasi dengan janur yang bernama ular lidi. Janur tersebut diletakkan di bagian atas ayunan, dan memiliki makna kebersihan sehingga orang yang menaiki ayunan tersebut diharapkan selalu senang dengan kebersihan. Selain itu, ada ayunan yang dihiasi dengan hiasan janur berbentuk bunga dan burung, yang menjadi simbol kebesaran Kerajaan Banjar di masa lalu. Harga pas di kantong, yuk pilih paket umroh Anda cuma di snippet="Iframe-Package"]6. Dulangan di Lombok Warga Lombok memiliki tradisi unik dalam menyambut Maulid Nabi. Setiap rumah atau keluarga di Lombok memberikan satu Dulang yang berisi nasi lauk, buah-buahan, dan makanan kecil untuk dibawa ke masjid setempat. Di masjid, warga kemudian menikmati bersama Dulang yang mereka bawa. Selain memperingati Maulid Nabi, tradisi dulangan di Lombok ini mencerminkan rasa kerukunan dan gotong royong di masyarakat. 7. Perahu Hias di Tangerang Warga Kali Pasir, Tangerang, membuat perahu kertas raksasa dan mengalirkannya di Sungai Cisadane. Perahu kertas dibuat dalam waktu dua hingga tiga hari, dan biasanya warga mengalirkan sekitar sepuluh perahu kertas hias. Tradisi ini menjadi tradisi turun temurun yang digelar untuk memperingati hari kelahiran Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Pawai Telur di Banyuwangi dan Bali Warga di Banyuwangi dan Bali memperingati Maulid Nabi dengan cara pawai telur atau Pawai Endog. Tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini pertama kali digagas oleh Sunan Giri saat memperkenalkan Islam di daerah Banyuwangi. Pada perayaan Maulid Nabi, warga merebus telur yang kemudian ditusuk dengan kayu dan dihias. Telur-telur itu kemudian ditancapkan ke batang pohon pisang, dan diarak untuk kemudian menjadi rebutan warga sekitar. Penggunaan telur yang kemudian diarak itu menjadi cara warga Banyuwangi untuk mengekspresikan rasa syukur terhadap rezeki dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 9. Meuripee di Aceh Warga Banda Aceh mengedepankan rasa gotong royong dalam memperingati Maulid Nabi. Mereka mengadakan tradisi Meuripee, dimana warga memberi sumbangan sesuai kemampuan untuk konsumsi perayaan Maulid Nabi. Dalam perayaan, biasanya akan disajikan daging sapi untuk para menyumbang bahan makanan untuk perayaan, warga juga menyumbang tenaga untuk memasak hidangan untuk perayaan Maulid Nabi tersebut. Mereka berbagi tugas untuk memasak hidangan bagi warga yang akan hadir di perayaan Maulid Nabi. Selanjutnya, pada hari perayaan Maulid Nabi, warga akan berkumpul di masjid dan berdoa bersama, lalu menyantap hidangan yang telah dimasak rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Telur Hias di Papua Warga muslim di Papua menghias telur rebus yang kemudian dipajang pada tiang masjid. Telur-telur hias ini akan menjadi rebutan bagi warga yang menghadiri perayaan Maulid Nabi di masjid. Selain menghadirkan kegembiraan, perayaan Maulid Nabi dengan telur hias tersebut juga menjadi pemersatu umat muslim di Papua.
– Peringatan Maulid sebagai bagian dari syiar Islam juga dapat dilihat dari perspektif kebudayaan, yakni adat dan tradisi masyarakat yang selain mereka mentradisikan hiasan telur, juga ada hiasan pohon pisang. Pohon pisang yang padanya ditancapkan telur saat maulid, memiliki makna filosofi merujuk pada firman Allah, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak… perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan perhatikan pula kematangannya. Sesungguhnya, pada yang demikian itu ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. QS. al-An’am/6 99. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Tuhanmu telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,… perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu mengingatnya. QS. Ibrahim/14 24-25. Al-Qur’an kemudian menyebutkan bahwa pisang sebagai salah satu buah-buahan surga, berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon-pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, ares nya yang tercurah, buah-buahan banyak tanpa putus.. QS. al-Waqi’ah/56 28-31. Demikian firman Allah yang menggambarkan bahwa pohon pisang harus dijadikan ibrah pada momen maulid. Ayat tersebut pada klausa Wa Thalhin Mandhuudin pohon pisang bersusun sistemik sebagai melahirkan tunas-tunasnya. Demikian kenyatannya bahwa pohon pisang tidak mati sebelum bertunas, memberi gambaran yang baik mengenai alih generasi. Maulid selain mengenang hari lahir Nabi saw juga hari wafatnya yang sepeninggalnya muncul tunas-tunas generasi sahabat berilian yang secara filosofis pohon pisang telah mengajarkan secara simbolik kepada manusia agar menyiapkan kaderisasi sebagai bentuk regenerasi untuk kelanjutan dakwah risalah kenabian. Pada pohon pisang ada daun-daun, itu bagian dari tunas-tunas generasi yang diharapkan mengayomi karena daun identik dengan wadah pengalas dan dijadikan penutup atau pembungkus makanan saat maulid bagaikan payung, diharapkan kepada kita untuk mampu menjadi panyung, memanyungi umat. Daun pisang yang sudah digunakan dan mengering, atau tangkai daun yang sudah kering dapat pula dimanfaatkan manusia sebagai bahan bakar disimbolkan sebagai pemicu bagi bahan bakar kayu yang lebih kuat. Ini semua dimaknakan sebagai pemberi energi kehidupan, pemberi semangat bagi manusia untuk menjalani kehidupan seperti yang dialami oleh Nabi saw yang diperingati maulidnya ini. Batang pisang yang bentuknya berserat-serat panjang itu, dimanfaatkan manusia menjadi tali-temali yang dipintal, dan sebagian lagi ada digunakan sebagai pita-pita untuk bahan anyaman menjadi benda-benda pakai seperti tas, dompet, sarung bantal kursi dan lain-lain sebagai simbolisasi agar kita bermanfaat dan mampu memberi manfaat. Bahkan batang pisang yang sudah lapuk pun dijadikan sebagai penyubur tanah pertanian. Ini semua menggambarkan agar melalui maulid, manusia mampu menjadirikan dirinya bermanfaat untuk sesamanya dan untuk makhluk lain. Hadis Nabi saw, khaerun nas anfa’ahum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat terhadap sesamanya. Dengan maulid Nabi Saw, mari kita mengambil hikmah dan manfaat sebanyak-banyaknya, mengenang jati diri kita bagai pohon pisang, pohon bidara yang tidak berduri QS. al-Waqi’ah/56 28, tidak menjadi sampah dan benalu di tengah-tengah masyarakat. Amiiin…! Wallahu A’lam. Penulis Mahmud Suyuti, Dosen Ilmu Hadis Universitas Islam Makassar, Komisioner Baznas Sulsel, Sekretaris Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Sulsel
hiasan pohon pisang untuk maulid