hukum takbiran di luar hari raya

HUKUM& KRIMINAL. Mengungkap Fakta Demi Keadilan. Primary Menu . Advertorial; Hubungi kami; Pedoman Media Siber; Redaksi; Tentang kami; Cari untuk: Home. 2022. Mei. 2. Posramil Kebonagung Ciptakan Aman Kondusif Malam Takbiran Hari Raya Idul Fitri 1443 H Posramil Kebonagung Ciptakan Aman Kondusif Malam Takbiran Hari Raya Idul Fitri 1443 H 1 HukumTakbiran Diluar Hari Raya yang Perlu diketahui. √ Islamic Base. "Lebaran sebentar lagi". Pada malam lebaran atau malam Hari Raya Idul Fitri biasanya kita selalu mendengar gema takbiran di mana-mana. Tidak hanya di masjid yang menggunakan pengeras suara, gema takbiran juga biasa kita dengar di jalan-jalan. 1Memahami Ikhtilâf Mengenai Takbir Shalat Hari Raya dan Menyikapinya Secara Bijak Dalam beberapi kali pengajian, saya mendapatkan pertanyaan dari para jamaah HukumTakbir Hari Raya Berjamaah Unknown 07.45.00 Buya yahya. Unknown Seseorangdianjurkan merutinkannya dan boleh dengan lafadz takbir apapun. Kemudian, untuk kegiatan takbiran di hari idul fitri, takbiran dihentikan setelah selesai shalat idul fitri. Imam Ibnu Qudamah menukil keterangan Abul Khitab, يكبر من غروب الشمس من ليلة الفطر إلى خروج الإمام إلى الصلاة، في إحدى الروايتين. وهو قول الشافعي. Verheirateter Mann Will Sich Mit Mir Treffen. Jakarta - Setiap dua hari raya Islam yakni Idul Fitri dan Idul Adha, didapati kaum muslim senantiasa mengumandangkan takbir, baik di masjid maupun di rumah. Lantas, bagaimana hukum bertakbir di hari raya?Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah, mengungkap takbir pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha merupakan sunnah juga Syaikh Alauddin Za'tari melalui buku Fiqh Al-'Ibadat; Ilmiyyan 'Ala Madzhabi Al-Imam Asy-Syafi'i yang diterjemahkan Abdul Rosyad Shiddiq. Ia mengemukakan hukumnya sunnah untuk bertakbir di hari Idul Fitri dan Idul Adha. Sunnah di sini berlaku bagi kaum laki-laki maupun perempuan baik yang tengah berpergian atau tidak mukim. Kecuali bagi orang yang sedang menunaikan haji karena ia membaca talbiyah yang menjadi syiar selama keadaan ihram hingga melakukan takbir di kedua hari raya dianjurkan bagi kaum muslim untuk dilaksanakan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 185 mengenai takbir di hari Idul Fitriوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَArtinya "Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."Adapun anjuran bertakbir di hari raya Idul Adha bersandar pada dalil Surat Al-Baqarah ayat 203وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ ۗArtinya "Berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya."Menurut Ibnu Abbas, yang dimaksud beberapa hari yang ditentukan dalam ayat tersebut adalah hari-hari dari buku Fiqih Sunnah, ada ulama yang berpandangan bahwa bertakbir hari raya Fitri dikumandangkan dari waktu pergi sholat Id hingga khutbah pula terdapat ulama yang berpemahaman takbir Idul Fitri dimulai sejak hilal 1 Syawal terlihat, tepatnya di malam hari raya sampai waktu pagi harinya saat hendak pergi menuju tempat sholat Id atau hingga imam berangkat untuk memimpin seseorang tak sholat berjamaah maka takbirnya dianjurkan berlanjut hingga ia memulai takbiratul ihram sholat Id. Namun apabila ia tidak sholat, maka ia boleh bertakbir sendiri hingga waktu tergelincirnya bertakbir di Idul Adha diawali mulai Subuh hari Arafah 9 Dzulhijjah sampai waktu Ashar hari terakhir di Mina 13 Dzulhijjah. Yang mana bertakbir selama hari tasyrik adalah Cara Bertakbir di Hari RayaSyaikh Alauddin Za'tari melalui bukunya menjelaskan, orang yang takbiran di hari Idul Fitri maupun Idul Adha dapat melakukannya kapan saja selama masih dalam waktu yang ditentukan, dan di mana saja baik dalam keadaan berdiri atau berbaring, di rumah, di jalan, atau di dianjurkan dengan suara lantang bagi laki-laki. Sedangkan perempuan harus merendahkan suara di sekitar kaum pria yang bukan mahramnya, di mana cukup dia sendiri saja yang mendengar bacaan takbir hari raya menurut hadits, sebagai berikutاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أكْبَرُ وَ لِلَّهِ الْحَمْدLatin Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illa Allaahu wa Allaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamdArtinya "Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Mahabesar. Allah Mahabesar dan segala puji bagi Allah."Itulah mengenai hukum takbir di Hari Raya Idul Fitri dan Idul Video "Kemeriahan Malam Takbiran di Desa Tegal Badeng Timur Bali" [GambasVideo 20detik] dvs/lus Pertanyaan Riri, bukan nama sebenarnya Bolehkah mengucapkan atau bertakbir saat hari raya sudah usai? Saya dengar banyak orang mengatakan tidak boleh. Jawaban Kiai Muhammad Hamdi Terkait hal ini, mari kita kaji hukum takbir saat hari raya dan setelah hari raya agar kita bersama dapat memahami hukum bertakbir secara komprehensif. Mazhab Maliki, Syafii, dan Hanbali berpendapat bahwa membaca takbir takbiran pada hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah sunnah. Adapun redaksi kalimat takbir yang biasa dibaca oleh Umar bin Al-Khatthab, Ali bin Abi Thalib, dan Imam Abu Hanifah adalah sebagai berikut اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Imam Asy-Syafii mengatakan bahwa kalimat takbir di atas boleh juga ditambah kalimat berikut اللَّهُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعَدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ Takbir ada dua macam, yaitu 1. Takbir muqayyad, yaitu takbiran yang dibaca setiap selesai shalat, baik shalat fardhu ataupun shalat sunnah, shalat berjamaah ataupun sendirian. Menurut mazhab Maliki, Syafii, dan Hanbali membaca takbir takbir muqayyad setelah shalat wajib adalah sunnah. Sedangkan mazhab Hanafi mengatakan hal tersebut adalah wajib. 2. Takbir muthlaq atau disebut juga dengan takbir mursal, yaitu takbiran yang dibaca tidak terikat dengan pelaksanaan shalat. Waktu membaca takbir muthlaq di mulai dari terbenamnya matahari hari terakhir bulan Ramadhan dan malam Idul Adha. Allah berfirman وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur QS. Al-Baqarah [2] 18. Takbir, baik muthlaq atau muqayyad dibaca dengan keras meninggikan suara untuk menampakkan syiar hari Id. Takbir bisa dibaca di berbagai tempat layak. Imam An-Nawawi berkata يُنْدَبُ التَّكْبِيرُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ لَيْلَتَيْ الْعِيدِ فِي الْمَنَازِلِ وَالطُّرُقِ وَالْمَسَاجِدِ وَالْأَسْوَاقِ بِرَفْعِ الصَّوْتِ، وَالْأَظْهَرُ إدَامَتُهُ حَتَّى يُحْرِمَ الْإِمَامُ بِصَلَاةِ الْعِيدِ Disunnahkan membaca takbir dengan terbenamnya matahari di malam dua Id di rumah-rumah, jalan-jalan, masjid-masjid dan pasar-pasar dengan meninggikan suara. Pendapat yang paling kuat adalah melanjutkan takbir sampai imam takbiratul ihram shalat Id. Takbiran Id ini adalah kegiatan yang paling utama. Syeikh Zakaria Al-Anshari berkata فَالتَّكْبِيرُ أَوْلَى مَا يَشْتَغِلُ بِهِ لِأَنَّهُ ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى وَشِعَارُ الْيَوْمِ Takbir adalah kesibukan paling utama, karena ia zikir kepada Allah dan syiar hari Id. Takbir di Luar Id Selain pada waktu-waktu yang telah dijelaskan di atas, maka tidak disunnahkan takbiran, karena takbiran adalah sebagai syiar hari raya dan hari tasyriq. Hukum “tidak disunnahkan” ini mencakup makruh dan khilaf al-aula sebuah perbuatan menyalahi yang utama atau yang afdhal. Al-Khathib Asy-Syirbini berkata وَاحْتَرَزَ بِقَوْلِهِ فِي هَذِهِ الْأَيَّامِ عَمَّا لَوْ فَاتَتْهُ صَلَاةٌ مِنْهَا وَقَضَاهَا فِي غَيْرِهَا فَإِنَّهُ لَا يُكَبِّرُ كَمَا قَالَهُ فِي الْمَجْمُوعِ وَادَّعَى أَنَّهُ لَا خِلَافَ فِيهِ؛ لِأَنَّ التَّكْبِيرَ شِعَارُ الْوَقْتِ كَمَا مَرَّ Dikecualikan dari kalimat “pada hari-hari ini” yaitu apabila seseorang meninggalkan shalat pada hari Id dan tasyriq lalu mengqadhanya pada hari lain, maka ia tidak disunnahkan takbiran, sebagaimana pendapat An-Nawawi di dalam Al-Majmu’. Beliau mengakui bahwa ini tidak ada perbedaan pendapat, karena takbir adalah syiarnya waktu sebagaimana keterangan yang lalu. Hukum tidak disunnahkan takbiran pada selain hari-hari di atas tersebut berlaku jika takbiran dibaca dengan suara keras dan menjadikannya sebagai syiar hari raya. Namun jika takbiran sendirian dengan suara pelan hanya terdengar oleh diri sendiri atau di dalam hati dan berniat zikir kepada Allah, tidak berniat menjadikannya sebagai syiarnya hari raya, maka boleh. Imam Al-Haramain berkata وَهَذَا كُلُّهُ فِي التَّكْبِيرِ الَّذِي يَرْفَعُ بِهِ صَوْتَهُ وَيَجْعَلُهُ شِعَارَ الْيَوْمِ، أَمَّا لَوْ اسْتَغْرَقَ عُمْرَهُ بِالتَّكْبِيرِ فِي نَفْسِهِ فَلَا مَنْعَ مِنْهُ Ini semua hukum dalam takbir yang dibaca dengan meninggikan suara dan dijadikan sebagai syi’arnya hari. Adapun jika seseorang menghabiskan umurnya dengan takbiran di dalam dirinya sendiri, maka itu tidak terlarang. Sahabat KESAN yang budiman, membaca takbir disunnahkan dilakukan pada dua hari raya baik Idul Fitri dan Idul Adha. Namun jika takbiran sendirian dengan suara pelan hanya terdengar oleh diri sendiri atau di dalam hati dan berniat zikir kepada Allah, meski bukan di hari raya, dan tidak berniat menjadikannya sebagai syiarnya hari raya, maka hukumnya boleh. Wallahu A’lam bish Ash-Shawabi. Referensi Al-Hawi Al-Kabir; Al-Mawardi, Kitab al-Fiqh ala Al-Madzahib Al-Arba’ah; Abdurrahman Al-Jaziri, Mughni al-Muhtaj; Al-Khathib Asy-Syirbini, Kanz Ar-Raghibin; Zakaria Al-Anshari, Minhaj Ath-Thalibin; An-Nawawi. *Jika artikel di aplikasi KESAN dirasa bermanfaat, jangan lupa share ya. Semoga dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin. Download atau update aplikasi KESAN di Android dan di iOS. Gratis, lengkap, dan bebas iklan. **Punya pertanyaan terkait Islam? Silakan kirim pertanyaanmu ke [email protected] Bolehkah Takbiran di Luar Hari Raya? Bismillah was shalatu was salamu ala rasulillah, amma ba’du, Takbir, kalimat ’Allahu akbar’ termasuk dzikir umum yang disyariatkan untuk sering diucapkan dan sering dibaca. Sebagaimana dzikir lainnya, seperti tasbih, tahmid, atau tahlil. Dari Samurah bin Jundub radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ. لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ Kalimat yang paling Allah cintai ada 4 Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, dan Allahu akbar. Kamu mulai dengan kalimat manapun, tidak jadi masalah. HR. Muslim 2137. Artinya, kita disyariatkan merutinkan dan sering mengucapkan kalimat-kalimat di atas, dengan urutan pengucapan yang bebas. Kita bisa mengucapkan Subhanallah dulu, atau Alhamdulillah dulu, atau Allahu akbar dulu, dst. Karena alasan inilah, sebagian ulama, diantaranya Syaikh Saud al-Ghunaifisan ketika ditanya, bolehkah sering melantunkan takbiran di luar id. Jawab beliau, هذا على كل حال جائز تشغيله. هذا على أن تكبيرات عامة في العيد وفي غير العيد ما في شيئ نأخذ تكبيرات بالعيد في هذا. لو قيل الله أكبر الله أكبر لا اله الا الله والله أكبر الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا هذا تقال في العيد وغير العيد. لكنها جاء نصها في العيد فلا مانع أن تذكر في غير العيد في هذا والله اعلم Memperbanyak membaca takbir secara umum boleh. Karena bentuk memperbanyak takbir secara umum, baik ketika id maupun di luar id, tidak masalah jika menggunakan takbiran id. Misalnya seseorang melantunkan Allahu akbar.. Allahu akbar.. Laa ilaaha illallah, wa Allahu akbar. Allahu akbar kabira wal hamdulillahi katsira.. takbir ini boleh di baca ketika id dan di luar id. Meskipun dalil tentang takbiran ini dalam id, tidak masalah jika dibaca di luar id. Allahu a’lam. Sumber Yang beliau maksudkan adalah takbir dalam arti umum. Seseorang dianjurkan merutinkannya dan boleh dengan lafadz takbir apapun. Kemudian, untuk kegiatan takbiran di hari idul fitri, takbiran dihentikan setelah selesai shalat idul fitri. Imam Ibnu Qudamah menukil keterangan Abul Khitab, يكبر من غروب الشمس من ليلة الفطر إلى خروج الإمام إلى الصلاة، في إحدى الروايتين. وهو قول الشافعي. وفي الأخرى إلى فراغ الإمام من الصلاة Dianjurkan banyak bertakbiran sejak terbenamnya matahari di malam idul fitri, hingga imam mulai mengerjakan shalat, menurut salah satu riwayat dari imam Ahmad. Dan ini merupakan pendapat as-Syafii. Sementara dalam keterangan yang lain, takbir dihentikan hingga selesainya imam mengerjakan shalat id. al-Mughni, 2/274. Demikian, Allahu a’lam Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android. Download Sekarang !! didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 Donasi dapat disalurkan ke rekening 4564807232 BCA / 7051601496 Syariah Mandiri / 1370006372474 Mandiri. Hendri Syahrial 🔍 Jin Qorin Menurut Islam, Hukuman Wanita Selingkuh, Injil Asli Menurut Islam, Bacaan Tarhim Saat Sahur, Hadits Tentang Wanita Haid, Arti Telinga Berdengung Sebelah Kanan KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID aTN-UsojF5V94UItakh1RIboSTgNFMRp4vcYoGr4rIWqqhsG7Octlw== Takbiran adalah kegiatan yang dilakukan oleh umat Islam berupa mengucapkan kalimat takbir bersama-sama, cenderung dilakukan menyambut datangnya hari-hari raya seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Di Indonesia, tradisi malam takbiran dirayakan dengan meriah, terkhususnya malam kemenangan setelah berpuasa selama sebulan penuh di bulan suci Ramadan. Setiap daerah memiliki cara masing-masing melaksanakan tradisi malam takbiran. Berikut ini adalah hukum dan tradisi malam takbiran yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Hukum Takbiran Tradisi Malam Takbiran Sebelum melihat berbagai tradisi unik Lebaran di Tanah Air, ada baiknya jika kita mengetahui terlebih dulu apa sebenarnya hukum melakukan malam takbiran? Apakah dilarang atau tidak dan seperti apa suasana malam takbiran di zaman Nabi Muhammad SAW? Maksud Takbiran Takbir sendiri adalah kalimat “Allahu Akbar” yang berarti “Allah Maha Besar”. Kalimat ini diucapkan berkali-kali dengan maksud untuk mengagungkan nama Allah SWT. Sementara takbiran merupakan kegiatan yang dilakukan pada malam 1 syawal sebagai perayaan kemenangan’ setelah berpuasa sebulan penuh sambil mengucapkan kalimat takbir. Apakah Ada Larangan? Terdapat pro dan kontra mengenai boleh atau tidaknya melakukan kegiatan malam takbiran. Pihak yang menganggap hal ini diperbolehkan adalah karena memang tidak ada aturan yang secara jelas melarang kegiatan ini. Akan tetapi, ada juga yang menganggap kegiatan ini tak dianjurkan karena Rasulullah SAW tidak memberikan contoh untuk melakukannya. Kebanyakan ulama pun mengatakan bahwa tidak ada takbiran saat malam 1 Syawal. Takbiran hanya dilakukan saat kita ingin menuju tempat salat Idul Fitri Id. Malam Takbiran di Zaman Rasulullah SAW Meski begitu, di zaman Nabi, takbiran saat Idul Fitri dimulai sejak maghrib malam 1 Syawal hingga sampai selesai salat Id. Diceritakan, Rasulullah SAW keluar rumah menuju lapangan sambil bertakbir dan melakukannya hingga selesai salat. Tradisi Malam Takbiran Unik Bagaimana, sudah cukup jelas hukum malam takbiran? Jika itu di zaman Nabi Muhammad SAW, seperti apa kegiatan malam takbiran di Indonesia yang punya keragaman budaya? Yuk simak daftarnya berikut ini. Meriam Karbit – Pontianak Umat muslim di kota Pontianak merayakan tradisi malam takbiran dengan cara yang cukup unik, yaitu menembakkan meriam karbit sebagai bentuk simbolis pengusiran roh-roh jahat yang ingin mengganggu umat manusia di hari raya Idul Fitri. Sultan Syarif Abdurahman Alkadrie, seorang pendiri dan sultan pertama di kerajaan Pontianak merupakan orang yang membawa tradisi malam takbiran ini. Dirinya menyulutkan sumbu meriam karbit di malam menyambut hari kemenangan. Tradisi malam takbiran ini disambut positif oleh penduduk dan pemerintah setempat di Pontianak sehingga menjadi tradisi malam takbiran yang diselenggarakan setiap tahun. Bahkan, pemerintah Pontianak menyelenggarakan Festival Meriam Karbit sebagai bentuk dukungan dan pelestarian kebudayaan. Ronjok Sayak – Bengkulu Ronjok sayak ditejermahkan ke dalam Bahasa Indonesia adalah Bakar Gunung. Tradisi malam takbiran Ronjok Sayak sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu oleh masyarakat dari suku Serawai di wilayah Bengkulu. Gunung yang dibakar bukanlah gunung sungguhan, melainkan susunan batok kelapa yang ditumpuk. Tumpukan batok kelapa kering ini kemudian dibakar setelah masyarakat menyelesaikan salat Isya. Tumbilotohe – Gorontalo Tradisi malam takbiran tampak seperti festival lampu minyak yang indah. Masyarakat Gorontalo merayakan takbiran dengan memasang ratusan hingga ribuan lampu minyak di tanah kosong yang disusun menjadi berbagai bentuk yang berkaitan dengan lebaran dan unsur Islami sebagai contoh masjid, kitab Al-Quran, ketupat, dan lain-lain. Tumbilotohe atau tradisi malam takbiran dengan cara menyalakan lampu-lampu minyak ini sudah berlangsung sejak abad ke-15. Tradisi ini cenderung dilaksanakan selama tiga hari hingga malam kemenangan tiba. Grebeg Syawal – Yogyakarta Di ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta DIY, masyarakat bersama dengan keluarga kerajaan merayakan malam takbiran dengan berebut tumpukan hasil bumi, seperti sayur-mayur dan buah-buahan, serta hidangan siap makan lainnya yang telah dibacakan doa oleh tokoh agama setempat. Meugang – Aceh Sementara itu, di Aceh, saat malam takbiran dilakukan dengan tradisi Meugang. Ini adalah tradisi memasak daging dan menyantapnya bersama-sama dengan keluarga, teman, dan bahkan yatim piatu. Tradisi ini biasa dilakukan tiga kali dalam setahun, yakni saat menyambut Ramadan, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Pesta Nasi Jaha – Sulawesi Utara Nasi jaha adalah nasi isi yang dibakar di dalam bambu. Kegiatan memasak nasi jaha biasanya dilakukan secara bersama-sama, sehingga sangat banyak jumlahnya. Tradisi ini dilakukan sebagai ajang silaturahmi, terutama bagi mereka yang baru pulang mudik. Pawai Pegon – Jawa Timur Warga di Jember, Jawa Timur, akan menggelar pawai unik bernama Pawai Pegon. Pawai ini dilakukan dengan menggunakan ratusan kereta pedati yang ditarik oleh sapi dan dihias sedemikian rupa. Kegiatan ini dilakukan dengan menyusuri persawahan hingga pesisir pantai. Perang Topat – Nusa Tenggara Timur Masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Timur NTT akan melangsungkan Perang Topat ketupat untuk memeriahkan malam takbiran. Tradisi ini dilakukan dengan cara saling melempar ketupat serta menggunakan pakaian adat antara umat Islam dan Hindu di Lombok. Akan tetapi, kegiatan ini bukan lah perang sungguhan lho, Toppers. Justru mereka melakukan ini sebagai cerminan dari kerukuran antar umat beragama di sana dan dilakukan dengan sangat damai. Pukul Sapu – Maluku Hampir sama seperti Perang Topat, di Kabupaten Maluku Tengah juga diadakan perang’ untuk menyambut datangnya hari raya Idul Fitri. Namun, jika di Lombok menggunakan ketupat, di sini mereka saling pukul dengan lidi dari pohon enau. Kegiatan yang telah dilakukan sejak abad ke-17 ini diselenggarakan dalam waktu 30 menit. Para peserta yang terluka akan langsung mendapat pengobatan secara khusus. Meski terdengar mengerikan, akan tetapi mereka tidak berkelahi sungguhan. Tujuannya pun untuk menjalin ikatan silaturahmi yang baik antar desa. Perang Meriam Bambu – Bogor Kegiatan yang cukup seru dilakukan di Desa Cinagara, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor untuk memeriahkan malam takbiran. Masyarakat di sana melakukan kegiatan yang disebut Perang Meriam Bambu. Ya, sesuai namanya, kegiatan ini diramaikan dengan menyalakan ribuan meriam buatan dari bambu yang berukuran cukup besar. Tradisi ini telah rutin digelar jauh sejak bertahun-tahun lalu. Itulah hukum malam takbiran dan berbagai tradisinya di berbagai daerah di Indonesia. Bermacam-macam tradisi di atas sangat unik bukan? Bagaimana kebiasaan tradisi malam takbiran di daerah kamu? Semoga bermanfaat. Dari berbagai sumber, sumber utama Tokopedia Salam Beri peringkat

hukum takbiran di luar hari raya